POSTINGAN POPULER

Mengenai Saya

Foto saya
Kampuang Padang, Batu Basa,IV Kot Aur Malintang, Padang Pariaman,Sumatra Barat, Indonesia
Aku adalah aku dan ke-Akuan we...we Life, Mw The Best, we Defenity Make Itt jangan menangis karena takut, tapi takutlah untuk menangis..Maka teruslah berjalan, Tuhan Selalu bersam Kita. Thank To ALLAH!!!

Minggu, 20 Maret 2011

RESTORASI DIRI

RESTORASI DIRI, DITENGAH ANCAMAN ENERGI ALAM

OLEH : ASRUL KHAIRI,AMd.

Alam adalah ilmu, ilmu adalah alam, adanya gejala dan peristiwa alam merupakan pesan yang disampaikan kepada manusia untuk mengisi sejarah peradabannya dengan lingkungan hidupnya. Lahirnya salah satu bidang keilmuan yang disebut, Fenomenalogi

adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala dan peristiwa alam yang terjadi dalam jagad raya, mulai dari lingkungan terkecil pada otak manusia sampai kepada kawasan terbesar dalam petala langit yang maha luas ini.

Gejala dan peristiwa alam terjadi dengan 2 ke-ada-an, yaitu cara *natural of low * oleh karena - sebab dan akibat berproses dengan sendirinya dan, *culture of low –oleh karena -sebab dan akibat saling berinteraksi. Sedangkan fenonmealogi, keberadaannya tercipta dengan 2 kondisi, yakni staus * causalitas - akibat ilmu pengetahuan adanya proses lingkungan hidup ). Ataupun pada status primalitas – sebab proses lingkungan hidup adanya ilmu pengetahuan )

Dalam kehidupan manusia di bumi ini, lingkungan merupakan sumber daya yang amat penting untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidupnya. Demi melanjutkan dan mempertahankan kelangsungan hidup baik generatif maupun regeneratif secara populasional dan multipopulasional berinteraksi dalam proses perobahan, pemusnahan dan pembentukan serta penciptaan ekosistem.

Sejarah peradaban dan kebudayaan manusia sejak zaman purbakala sampai sekarang, bertindak mengisi kebutuhan dasar hidupnya dalam keadaan lingkungan kecil pada suatu habitat diatas permukaan bumi dan lingkungan besar dengan alam jagat raya ini.

Dalam suatu habitat, manusia dengan hewan dan tumbuhan hijau membuat siklus peristiwa ekosistem oleh jaring-jaring kehidupannya dengan proses jaring-jaring makanan dan rantai makanan antara produsen, konsumen dan pengurai. Manusia berkedudukan sebagai * The man of fleksibelities consument – makhluk rakus * apabila tidak ada petunjuk dan pedoman serta batasan , bisa beraksi * parasitisme, mutualisme dancanibalisme, karena bisa menjadi konsumen tingkat pertama, kedua dan seterusnya pada lingkungan tertentu.

Kedudukan manusia sebagai The man of flexibelities consument , manusia dengan tuntutan ( hak ) kebutuhan dasar hidupnya, secara evolusi dan revolusioner akan melakukan pemusnahan, pembentukan dan penciptaan ekosistem yang perlu dipertanggjngjawabkan ( kewajiban ) oleh karena sudah ada petunjuk , pedoman dan batasan - Sara’ mangato, Adat mamakai, Alam takambang jadi guru - yang diberlakukan secara pribadi, masyarakat dan lingkungan hidup.

Antara hak dan kewajiban manusia dengan lingkungannya, wajib dipertanggugjawakan kelestariannya, mengingat perkembangan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya dalam suatu populasi maupun multipopulasi bukan terbatas pada satu, dua, tiga generasi berikutnya, akan tetapi untuk generasi terakhir menjelang kiamat total terjadi ( gempa global atau panas global, goncangan dahsat atau hangusnya planet bumi - akibat rusaknya alam dan habisnya lapisan ozon ).

Majunya alat-alat teknologi canggih ( cangok dan gigih ) dan lajunya pertumbuhan penduduk akan memperbesar kebutuhan dasar manusia terhadap sumberdaya alam dan, pada gilirannya akan memperlebar pula perobahan, pemusnahan, pembentukan dan penciptaan ekosistem pada suatu lingkungan.

Arah pembangunan phisik di suatu dareah, bentuk dan tata laksananya banyak yang tidak berwawasan lingkungan bersahabat dengan alam. Pembangunannya mempunyai dampak negatif karena memperbesar pemusnahan ekosistem, pencemaran lingkungan dan merusak alam. Sektor memperkecil perobahan ekosistim yang merugikan dan merusak alam hanya diatas kertas setelah dilakukan penelitian analisa mengenai dampak lingkungan.

Akibat proses seperti ini, terjadi kepincangan tajam statistik pembangunan menuju kerawanan kondisi ekuilibrium, melewati standard dan thresold lingkungan. Akibatnya, mutu dan kwalitas lingkungan hidup tidak terjamin. Bencana terjadi, malapetaka alam silih berganti. Polusi udara/ air, kabut asap, kekeringan air bawah tanah, longsor, banjir, semburan lumpur, erosi, abrasi, suhu geotermal meninggi, menipisnya lapisan ozon untuk melindungi sinar ultraviolet matahari yang mematikan semua makhluk hidup dibumi, bahkan akan menghanguskan planet bumi kita ini.

Alam tidak lagi bersahabat, karena secara sadar atau tidak manusia dengan kerakusannya sebagai konsumen mengekploitasi dan mengekplorasi potensi sumber daya alam yang tersedia, baik diatas, dipermukaan maupun dalam perut bumi. Analisa mengenai dampak lingkungan ( amdal ) hanya dilakukan dipermukaan dan didalam perut bumi saja, sementara diatas permukaan bumi, udara dipenuhi oleh gelombang radio, telepon, faximile, facebook, twitter, internet, televisi yang jutaan macam jenis dan program acara. Sungguh, sangat padat lalulintas diudara, berbenturan dan bertabrakan dengan tiupan angin, suhu, dan sekali-sekali di ikut sertai oleh kilatan petir.

Begitu juga dengan kondisi perairan lautan, dengan mempergunakan alat-alat teknologi dengan dalih ekspedisi, penelitian, pencarian harta karun menjarah dan menguras kekayaan yang ada didasar laut. Dan perairan daratan pun tak ketinggalan oleh jamahan tangan manusia yang berakibat pencemaran dengan dalih pembangkit tenaga listrik di danau, perluasan dermaga di muara sungai atau sebagai sarana transportasi air tanpa ada pikiran dan tindakan konservasi air.

Karena ada nya fenomenal di alam sekitar kita yang dikondisikan secara paksa oleh prilaku *The man of flexibilities consument *- makhluk rakus- yang hanya semata mata menguras sumber daya alam yang tersedia tanpa batas demi kepentingan dan kebutuhan sesaat, akan terjadi tragedi estafet oleh kutukan energi dengan bencana alam yang sangat dahsyat dan mengerikan sekali.


Tidak ada komentar: