POSTINGAN POPULER

Mengenai Saya

Foto saya
Kampuang Padang, Batu Basa,IV Kot Aur Malintang, Padang Pariaman,Sumatra Barat, Indonesia
Aku adalah aku dan ke-Akuan we...we Life, Mw The Best, we Defenity Make Itt jangan menangis karena takut, tapi takutlah untuk menangis..Maka teruslah berjalan, Tuhan Selalu bersam Kita. Thank To ALLAH!!!

Senin, 07 Februari 2011

KALA RAJUTAN BADAI KEHIDUPAN DATANG

Sobat.............

Pernahkah terlintas dalam benak kita hidup ini tidak adil??sesuatu yang kita impikan malah hasilnya sebaliknya dan sangat mengecewakan, dan bahkan menjerat kita dalam sebuah dilema, dan dilema itu membuat kita terjerat dalam problematika yang berlarut-larut. Hujanan kekecewaan,frustasi,merasa terdedapak dan tercampakan, merasa terasingkan dalam komunitas, separuh dan bahkan segenap jiwa raga tersasa hilang dan hanyut dalam kegelapan dan kegundahan merupakan ragam dari badai kehidupan yang kita alami. Benturannya terkadang dahsyat membuat kaki harus terhayun melangkah, terbanting ke kanan kiri, terjungkir, berpusing atau terbawa arus jauh terhempas dialun gelombang. Selautan rasa penat, capek, galau, gundah karena benturan badai sering membuat manusia beringsut mencari sandaran. Apa saja hendak ia jadikan sandaran asalkan problemnya bisa dituntaskan. Gelap mata dan akal tertutup dalam mencari sandaran demi menghilangkan limbung jiwanya. Seutas benang yang begitu lemah pun mungkin akan dijadikan pegangan dalam pekat badai kehidupan. Dalam kondisi sadar dan normal seorang manusia sebenarnya tahu bahwa seutas benang tipis atau sutra laba-laba tak akan mungkin menyelamatkan dirinya. Tak mungkin, karena benang itu terlalu lemah dan mudah putus. Entah mengapa pikiran jernih itu hilang begitu saja sehingga nekat menjadikannya sebagai pegangan dan sandaran.

Badai kehidupan setiap saat datang pada diri kita, baik selaku pribadi, anggota keluarga maupun anggota masyarakat. Badai dalam diri pribadi seperti kekecewaan, kegagalan. keluarga mengalami goncangan, ketegangan di antara anggota keluarga. Dan badai dalam masyarakat harga-harga kebutuhan pokok merangkak terus. Itu sebagain kecil dari badai-badai yang menerpa diri.

Dengan badai datang bertubi-tubi setiap saat membuat diri kita mengalami erosi kepercayaan dan keyakinan. Satu pribadi dengan status yang berbeda dengan jenis badai yang berlainan sangat manusiawi jika mengalami goncangan keyakinan iman. Bahkan sampai putus asa. Badai kehidupan seakan-akan tiada hentinya. “Tiadakah yang datang menolong saya ?” Gerutu dalam hati .


Badai kehidupan jika disikapi dengan hati yang geram maka badai menerepa semakin kuat dan terasa kita tidak kuasa bertahan. Tetapi jika badai disikapi dengan hati yang tenang maka badai itu membawa berkah bagi diri.

Pertama, ada badai yang dipakai sarana agar diri kita “mulai” mepercayai campur tangan Allah. Kedua, ada badai yang bertujuan meningkatkan iman kepercayaan kita terhadap Allah. Dengan menyikap badai dengan hati dingin maka bisa jadi kualitas keyakinan terhadap Allah dinaikkan. Kelasnya naik, grade –nya.

Jika badai kehidupan sebagai sarana mendobrak ego dan keakuan maka terasa badai itu tiada hentinya. Karena untuk mendobrak keegoan salah satu cara mendatangkan badai agar porak poranda, bahkan tembok ego jebol. Setelah itu baru mulai di tata kembali dengan rapi dan sesuai kehendak Allah.

Mulailah secara hati-hati dan tepat untuk memilah saat menghadapi badai. Jika badai yang pertama, tujuannya agar diri ini semakin tunduk kepada Allah, tapi, jika yang kedua, Allah menghendaki diri kita semakin berkualitas di hadapan Allah dan bersiap-siap menerima berkat dari Allah.

Caranya, saat badai kehidupan datang menerpa berserulah kepada Allah, dari pada berteriak “jangan, saya takut badai, saya tidak tahan menerima badai”. Badai ini terlalu besar bagi saya. Itulah teriakan-teriakan ketakutan terhadap badai. Tetapi saat menerima badai dan kita berhenti untuk instropeksi, maka muncullah keyakinan bahwa sampai saat ini meski badai menerpa kehidupan masih berjalan dengan baik. Karena Tuhan masih tetap menyertai diri kita dengan disertai keyakinan untuk tetap terus beribadah memuji namaNya dengan segenap dan kebulatan hati.

Jadi sob,,,, saat badai menerpa, arahkan hati agar takut
,dan tunduk kepada Allah SWT.Ikhlas dan sabar dalam menikmati rajutan badai, karna Allah lah yang maha kuasa sekalian alam. Maka teruslah berjalan dan melayang-layang diatas badai, karna percayalah sobat “dibalik pendakian,pasti ada turunan”....

maka untuk sobat sekalian yang masih terjerat oleh rajutan badai kehidupan, Luaskan hati seluas samudra, pahami pesan yang tersirat dibalik yang tersurat, tetap semangat dan tunggulah Allah akan mengangkat derajat hambanya kepanggung yang lebih tinggi dan Mulya.

Maka tersenyumlah sobat!!!!

Tidak ada komentar: