Di Tulis Oleh : Asrul Khairi/ Asmandat Karimun
“ Pantang
Pulang Sebelum Api Padam”, Doktrin Pasukan Sibaju hijau Pemadam
Kebakaran ini pantas kiranya di tumpang oleh pelaku Program pemberdayaan di
PNPM Mandiri Perkotaan. Sekilas menoleh kebelakang, hampir genap sudah 7 tahun
kita selaku laskar pemberdayaan melakoni medan pertempuran melawan wabah yang
sangat menakutkan di negeri yang kita cintai jiwa dan raga ini. Intervensi dan
strategi perang terus di komandoi secara structural dan sistematis. Pergerakan
Gerilya yang tak pernah lelah dan berhenti. Dari pemerintahan Pusat, hingga ke
Pemerintahan Daerah sekalipun terus bersorak sorai dengan melihatkan
komitmennya terhadap pemberantasan wabah yang satu ini. Kemiskinan memang bak
virus yang menyalar sangat begitu cepat, tak ada kata kompromi untuk wabah yang
satu ini. tidak mengenal topologi wilayah, mereka bak angin berhembus ada di
mana-mana dan pergi kemana-mana, baik di perdesaan maupun di perkotaan.
Tak sulit memang untuk menemukan wabah
kemiskinan di negeri ini, mereka ada di sekeliling kita,
di lingkaran kita, bahkan sangat dekat dan erat sekali kaitannya dengan kita. tentunya kita ada untuk ini, kita adalah laskar yang terpilih dan di pilih. Kita adalah barisan yang terlatih dan di latih.
di lingkaran kita, bahkan sangat dekat dan erat sekali kaitannya dengan kita. tentunya kita ada untuk ini, kita adalah laskar yang terpilih dan di pilih. Kita adalah barisan yang terlatih dan di latih.
Jangan
pulang, Perang belum Berakhir “Jendral”. Sepotong kalimat ini menyentak kita
untuk membuka mata dan bangun kembali
dari barak-barak kompi peristirahatan kita. Perang kita memang hampir saja
berakhir, hal ini di tandai dengan di tariknya Program PNPM Mandiri Perkotaan
oleh Pemerintahan Jokowidodo (Jokowi) dan Muhamad Jusuf Kala (JK). karena
memang di Tahun Anggaran 2015 tidak ada lagi Dipa Anggaran diperuntukan untuk
pasokan amunisi Bantuan Langsung Masyrakat (BLM) program PNPM Mandiri Perkotaan
ini.
Namun jangan tarik Pasukan dulu Jendral, Perang kita masih ada dan terus
berkobar. Komplitnya derita Negeri seribu Syuhada ini, tidak menjadikan
kemiskinan menjadi satu-satunya penyakit yang mesti kita carikan penawarnya.
Tinggalkan sejenak pertempuran di medan PRONANGKIS, beralih kita ke medan
perang yang lainnya.
Dengan di luncurkannya Program
Nasional Penanganan Permukiman Kumuh tahun 2015 sampai dengan 2019 oleh Kepala
Bappenas Andrinof Chaniago di Executive Lounge Bappenas, Jakarta, pada Senin,
22 Desember 2014 silam. Hampir sudah di pastikan masih membawa bendera laskar
kita, meski penulis sendiri masih belum mendapat release resminya dari Komandan
tertinggi KMP. Namun berdasarkan hasil Workshop Bali yang di selenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di hadiri oleh Team Leader dan
Tenaga Ahli Infrastruktur/Urban Planner tingkat provisni, Koordinator Kota dan
Askot Mandiri kabupaten/kota, Serta ditambah dari Satker dan PPK PKP Perkotaan
di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. sekiranya melahirkan poin yang dapat
kita jadikan pedoman, PNPM Mandiri Perkotaan dipastikan berkontribusi
terhadap pencapaian target 100-0-100. Dari 129 kota/kabupaten yang
menjadi sasaran penanganan permukiman kumuh terdapat 107 Kota/ Kabupaten lokasi
sasaran PNPM Mandiri Perkotaan. (copas
dari : http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=7160&catid=1&.)
Artinya, ini perang kita
Jilid II. Sudah saatnya kita berbenah dan melihatkan kemampuan kita yang
sesungguhnya. Amanah ini menjadi instropeksi diri kita selaku pasukan
Pemberdayaan kedepannya, tugas mulia ini hendaklah menjadi perang suci yang
harus benar-benar kita tanamkan untuk Indonesia yang lebih baik. Indonesia
milik kita, kita berhak dengan segenap tumpah darah menorehkan perjuangan demi
perjuangan kecil dan besar untuk negeri ini.
Salam Pemberdayaan dari Karimun!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar